Whos amung

Widget by Blogger Tune-Up
Patterned Text Generator at TextSpace.net

Hikmah orang Berpuasa

Minggu, 07 Agustus 2011


Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillahi rabbil ’alamin, washolatu was salamu ‘ala asyrofil anbiyai wal mursalin, wa ‘ala aalihi wa ash-habihi ajma’in, amma ba’du.
Setiap ibadah yang disyariatkan dalam Islam pasti memiliki hikmah. Tetapi yang perlu digarisbawahi adalah bahwa hikmah bukanlah penentu atau kunci dalam menjalankan amal.
Puasa merupakan ibadah istimewa . Puasa –khususnya puasa Ramadhan- memiliki sejumlah hikmah manusia. Salah satu hikmahnya adalah hikmah ruhiyah. Hikmah ruhiyah ini antara lain .
Yang pertama,  Puasa mensucikan jiwa manusia
Dengan menjalankan ibadah puasa, manusia telah memilih untuk menahan diri dari hal-hal yang sebenarnya halal untuknya. Seperti manusia harus menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh. Hikmah puasa dari puasa ini adalah  melatih seseorang untuk menahan nafsu syahwatnya. Puasa dapat membersihkannya karena pada puasa ada paksaan untuk mengerem berbagai hasrat yang dicenderungi oleh manusia.

يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِى ، الصِّيَامُ لِى ، وَأَنَا أَجْزِى بِهِ

dia tidak makan, tidak minum, dan tidak berhubungan dengan istrinya karena-Ku. Puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan memberinya pahala (HR Bukhari dan Muslim)

Para hadirin rohimakumullah..
Yang kedua , puasa melatih kesabaran.
Inti dari kesabaran adalah menahan diri. Menahan diri dari dorongan untuk segera memiliki atau melakukan sesuatu yang negatif. Puasa membiasakan kesabaran, karena pada puasa kita menahan diri untuk tidak memenuhi sesuatu yang menjadi kebutuhan pokok manusia sehari-hari yaitu makan dan minum.

Dan yang ke tiga, Puasa mempersiapkan manusia menjadi orang-orang yang bertaqwa

Ibnu Qudamah menjelaskan dua hal kelebihan puasa dalam kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin. Pertama, puasa termasuk amal yang tersembunyi dan amal batin yang tidak bisa dilihat orang lain, sehingga tidak mudah disusupi riya’. Kedua, cara untuk menundukkan musuh Allah. Karena sarana yang dipergunakan musuh adalah syahwat. Syahwat bisa menjadi kuat karena makanan dan minuman. Selagi lahan syahwat tetap subur, maka syetan bisa bebas berkeliaran di tempat gembalaan yang subur itu. Tapi jika syahwat ditinggalkan, maka jalan ke sana juga sempit.

Ketika seseorang ikhlas dalam menjalankan perintah Allah dan mampu meninggalkan larangan-Nya dengan kemampuan mengendalikan syahwatnya, maka pada saat itulah ia bisa mencapai derajat taqwa.

Para hadirin rahimakumullah
Demikianlah khotbah pada hari ini semoga bermanfaat. 
Wabilahitaufiq walhidayah wassalamualaikum  wr.wb

0 komentar:

Posting Komentar